Menu Tutup

Gogosan di Gombong, Oktober 1974

Jalan KA yang rusak di km 435, antara Gombong – Karanganyar, 1974

Pada 15 Oktober 1974, sekitar 21.00, banjir menggenang di petak Gombong – Karanganyar. Genangan air mencapai 40 cm di atas muka rel. Di km 435, daerah Panjangsari, 85 meter rel gogos akibat banjir. Kanan Sastrowiyono, JPJ yang saat itu berdinas, mendapati baan yang gogos. Kanan kemudian berjalan kaki ke arah Gombong, sambil sesekali terperosok ke rel yang gogos. Beruntung, Kanan dapat menghentikan KA Bima 2 yang melintas, 1 kilometer sebelum KA ini melewati lokasi gogosan. Bima 2 lalu dimundurkan ke Gombong, dan berita gogosan diteruskan ke Inspeksi 4 Purwokerto, lalu ke Eksplotasi Tengah, dimana berita ini diterima di kantor ETH, Semarang pukul 3 pagi. Kepala Eksplotasi Tengah, Chaidir Nin Latief, kemudian meninjau lokasi gogosan

Kanan Sastrowiyono

Rel gogos sepanjang 85 meter, dengan kedalaman 1-1,5 meter. Diperlukan pasir sebanyak 1000 meter kubik untuk perbaikan total, sekitar 50-100 meter diantaranya diambil dari material yang hanyut. Untuk perbaikan darurat, diperlukan setidaknya 350 meter kubik pasir. Perbaikan akan memakan waktu sekitar 3 hari. Selain keadaan yang masih banjir dan hujan, perbaikan terhambat sulitnya mencari tenaga sebanyak 300-500 orang. Hal ini karena kejadian ini terjadi 2 hari sebelum lebaran, karena kebanyakan pekerja sudah libur. Bahkan pada pukul 9 pagi, hanya terkumpul 9 orang saja dari Desa Sidomulyo. Pekerja harian PJKA, maupun pekerja PU yang biasanya mengerjakan jalan raya atau tenaga proyek Sempor sudah diliburkan. Bahkan permintaan untuk menggunakan tenaga narapidana juga tidak memungkinkan. Akhirnya diambil inisiatif, menghubungi Garnisun ABRI Gombong. Permintaan bantuan ini direspon oleh Batalyon Infanteri 426. 94 orang anggota Batalyon yang belum mudik berangkat ke lokasi, dipimpin oleh Komandan Batalyon, Kapten Atmosugondo. Anggota Batalyon serempak berangkat, sekalipun tidak dijanjikan imbalan apapun. Selain itu, sisa-sisa pekerja PJKA juga dipanggil ke lokasi.

Dengan tenaga dari Batalyon 426, ditambah 50 orang pekerja PJKA, perbaikan dimulai pada 16 Oktober 1974, pukul 13.30. Para komandan kompi melangsir material dengan lori motor, sementara anggota Batalyon dan pekerja PJKA mengangkut pasir dan material yang hanyut yang masih bisa dimanfaatkan. Targetnya, Kereta Kerja berisi pasir dari Maos dan Kebumen dapat lewat untuk membongkar pasir. Meskipun awalnya kaku, namun ternyata Anggota Batalyon 426 dapat bekerja dengan baik dan lincah. Pukul 18.30 hujan kembali turun dan air mulai kembali membanjiri kampung di dekat lokasi. Naas, suplai makanan untuk berbuka puasa bagi para pekerja dan anggota Batalyon tidak dapat mencapai lokasi karena mobil pengangkutnya mogok dan harus kembali ke Gombong. Memperhatikan kondisi ini, serta anggota yang mulai kelelahan, bantuan dari Batalyon Infanteri 426 akhirnya distop pukul 19.30. Beruntung, bantuan pekerja PJKA dari Prupuk, Cilacap, Sidareja dan tempat lain mulai berdatangan. Perbaikan darurat selesai pukul 00.00, dan KA dapat melintas dengan kecepatan 5 km/jam.

Karena jalan rel terputus, penumpang harus dioverstapen. Pada 16 Oktober, PJKA menyiapkan 10 bus yang wara-wiri mengangkut penumpang antara Gombong – Karanganyar. 15 ribu penumpang dapat terangkut pada hari itu, tanpa insiden yang berarti.

Penumpang yang menunggu overstapen di Stasiun Gombong

Foto dan Teks : Sinar Harapan, 29 Oktober 1974

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Tidak Diperbolehkan Menyalin Isi Laman Ini