Menu Tutup

Argobromo Anggrek, Termewah (Pada Masanya)

Klipping koleksi Bpk. Ariawan Sulistya

Argobromo Anggrek diluncurkan pada Rabu, 24 September 1997. Peluncuran dilakukan di dua tempat, Gambir dan Surabaya Pasar Turi. Peluncuran di Gambir dihadiri oleh Menteri Perhubungan Haryanto Danutirto, sementara peluncuran di Pasar Turi dihadiri oleh Gubernur Jatim, Basofi Soedirman. Peluncuran maju satu hari, dimana tadinya Argobromo Anggrek dijadwalkan untuk diluncurkan pada 25 September 1997.

Klipping Koleksi Bpk. Ariawan Sulistya
Argobromo Anggrek disebut juga sebagai Argobromo II/Argobromo Generasi II pada awal beroperasi. Argobromo Anggrek diberi kode JS852, dengan arti Jakarta-Surabaya 8 Jam Pada 52 Tahun Kemerdekaan RI. Terdapat tambahan gambar bunga Anggrek pada logo Argobromo Anggrek.

​Argobromo Anggrek merupakan produk turunan/pengembangan JS950 Argobromo. Argobromo Anggrek dibuat lebih mewah daripada JS950. Anggrek sendiri merupakan nama bagi kereta kelas KZ yang dibawa Argobromo II. KZ memiliki formasi kursi 2-1. Argobromo Anggrek dilengkapi dengan saluran telpon, business centre, serta fasilitas karaoke pada kereta makan. Business Centre dilengkapi dengan mesin faksimile dan komputer. Business Centre merupakan hasil kerjasama Perumka dengan Excelcomindo (XL). Anggrek juga menjadi KA dengan harga tiket paling mahal, dengan tiket seharga Rp. 150.000 untuk kelas KZ, dan Rp. 125.000 (perjalanan malam), Rp. 100.000 (perjalanan siang) untuk K1/Eksekutif Argo. Anggrek juga melaju lebih cepat, menempuh Jakarta-Surabaya hanya 8 jam 30 menit.

Kereta
Kereta-kereta untuk Argobromo Anggrek dibuat oleh INKA. Kereta-kereta ini tergabung dalam 3 trainset/30 kereta (K1-979), dengan satu set kereta sempat digunakan sebentar oleh Argomuria. 3 trainset ini dibanderol Rp. 33 milyar, atau sekitar 1,1 milyar per kereta. Kereta-kereta ini awalnya tidak menjadi milik Perumka, melainkan menggunakan skema leasing. Kereta ini “dibeli” Perumka melalui perantara Bank BNI sebagai leasor, mengingat harga kereta yang cukup mahal. Perumka kembali membeli 2 trainset pada 2001 (K1-20019). Namun, hanya 1 trainset K1-20019 yang diperuntukkan untuk Argobromo Anggrek.

Kereta untuk Argobromo Anggrek memiliki desain yang berbeda dengan kereta lain. Body kereta dibuat “menggembung”, dengan kaca jendela menyatu. Pintu otomatis dengan sistem pneumatik dipasang pada setiap kereta. Kereta-kereta untuk Argobromo Anggrek menggunakan bogie jenis CL-234/K9 yang dilengkapi dengan air suspension, lisensi GEC-Alshtom Perancis. Alat perangkai/couplernya menggunakan coupler jenis automatic dengan tigh lock, yang mengunci lebih sempurna dan meminimalisir guncangan pada coupler. Insulasi kereta dibuat sebaik mungkin agar suara serta panas dari luar tidak masuk ke kabin.

Foto : Alm. M. V. A. Krishnamurti

K1 Argobromo Anggrek memiliki formasi kursi 2-2 berkapasitas 50 orang, dengan tambahan sandaran kaki dan meja lipat. Rak bagasinya dibuat tertutup, berbeda dengan rak bagasi JS950.  KZ memiliki formasi kursi 2-1, dengan tambahan fasilitas berupa colokan/outlet listrik yang dapat digunakan oleh penumpang untuk mengisi daya laptop, maupun telpon seluler. Kereta Makan didesain mirip bar/cafe, dengan tambahan fasilitas karaoke untuk penumpang. Kereta Pembangkitnya dilengkapi dengan dua genset dengan keluaran daya 500 kVa.

Operasional
Dalam perjalanan perdana dari Surabaya Pasar Turi, Argobromo Anggrek dihela oleh CC203 25. CC203 25 juga berdinas ujicoba rangkaian Argobromo Anggrek relasi Madiun-Yogyakarta, serta kirim rangkaian Argobromo Anggrek relasi Madiun-Surabaya Gubeng. Kecepatan Anggrek saat beroperasi dibatasi hanya 115 km/jam, lebih rendah dari kecepatan maksimal kereta yang didesain untuk melaju hingga 130 km/jam. Hal ini diakibatkan karena kondisi rel yang masih belum mendukung operasi kecepatan tinggi. Argobromo Anggrek berjalan 2 kali sehari/4 KA, pemberangkatan pagi, serta pemberangkatan malam.

KA 1 Argobromo Anggrek tiba di Gambir. Dari belakang lokomotif : Kereta Pembangkit, Kelas KZ, Kereta Makan, lalu K1. Foto koleksi Bpk. Indra Krishnamurti

Argobromo Anggrek menjadi pemuncak pada GAPEKA/Grafik Perjalanan KA. Anggrek nyaman berada di puncak, dengan nomor KA 1-4. Stamformasi 1998 :
KA 1/2/3/4
CC203 + 1 KZ + 6 K1 + M1 + BP

Argobromo Anggrek hanya berhenti di Semarang Tawang dan Pekalongan, dengan pergantian kru dilakukan di Pekalongan. Restorasi Argobromo Anggrek awalnya dikelola oleh PT Panbakti Sentosa, dengan menu paling terkenal bistik.

Seiring berjalannya waktu, kecepatan operasi diturunkan dan waktu tempuh bertambah akibat kondisi track yang buruk. Kelas KZ sendiri dihapus pada awal era 2000. Kondisi ini ditambah dengan perawatan yang mengendor. Akibatnya, bogie K9 performanya semakin turun, yang berakibat pada anjlokan. Pada akhirnya, rangkaian asli Argobromo Anggrek harus ditarik ke INKA akibat anjlokan parah di Manggarai, 30 Juli 2010 silam. Akibatnya, Argobromo Anggrek harus menggunakan rangkaian K1 biasa.

Rangkaian berbogie K9 sempat kembali pada tahun 2012, walaupun tidak seluruh trainset kembali. Rangkaian yang kembali ini mengusung tema “Go-Green” dengan livery hijau dan gambar daun pada kereta. Rangkaian K1 biasa masih dipakai, mengingat jumlah kereta berbogie K9 yang beredar masih belum banyak. Pada 2015, sisa rangkaian K9 akhirnya keluar dari INKA, dengan perubahan yang sangat mencolok, pintu kereta diubah menjadi manual serta tambahan LED di bagian tengah-luar kereta. Pun footrest/pijakan kaki dihilangkan, meski kembali dipasang dengan model yang dapat dikatakan hampir tidak berguna. Penulis pernah mencoba rangkaian hasil retrofit ini, baik yang menggunakan footrest maupun yang tidak menggunakan footrest. Footrest penulis sebut hampir tidak berguna karena harus terus diinjak agar posisinya tetap. Selain itu, ukurannya juga cukup kecil sehingga penumpang dengan postur agak pendek kesulitan memaksimalkan penggunaan footrest. Pada akhrinya, pintu otomatis pada seluruh rangkaian Argobromo Anggrek dihilangkan, termasuk pada kereta ex tema Go-Green yang tadinya masih menggunakan pintu otomatis.

Interior K1 0 01 27, 2015. Kereta ini merupakan hasil perbaikan yang keluar dari INKA pada 2015. Nampak tidak ada footrest.
Model lain K1 hasil perbaikan INKA, menggunakan footrest
Pijakan kaki/Footrest. Saat kursi direbahkan, hanya ujung sepatu penulis yang dapat ditampung oleh footrest, pun footrest harus terus diinjak, jika dilepas akan naik secara otomatis dan cukup mengangetkan (bergerak cepat dan membentur kursi dengan suara cukup keras).

2018 silam, Anggrek mendapat tambahan kelas, yaitu kelas Luxury. Luxury menggunakan kursi yang dapat direbahkan hampir 180 derajat, dengan formasi 1-1 (1 deret searah jalannya kereta, 1 deret berlawanan dengan arah jalannya kereta). Kelas Luxury disebut-sebut setara dengan Business Class pada pesawat. Pada 2019, rangkaian Argobromo Anggrek diganti. Rangkaian dengan bogie K9 disingkirkan, diganti dengan rangkaian K1 berbody stainless steel​. Rangkaian berbogie K9 akhirnya dipindah ke Semarang Poncol, digunakan oleh Argo Sindoro dan Argo Muria. Namun, rangkaian ini menganggur akibat pandemi, dan sampai saat ini belum digunakan kembali.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Tidak Diperbolehkan Menyalin Isi Laman Ini