Foto : Gerbong yang terguling (Bernas, 9 Juli 1981)
Rabu, 8 Juli 1981, sebuah BB200 bersiap meninggalkan Yogyakarta. Di belakangnya, tergandeng sebuah kereta penumpang kelas 3 dan 23 buah gerbong bermuatan pasir kwarsa dari Bojonegoro dan jagung. Gerbong-gerbong ini berbeda tujuan. Pasir Kwarsa akan menuju Cilacap, sementara jagung menuju Bandung. Sebuah kereta dan 23 gerbong yang ditarik BB200 ini akan berjalan sebagai KA 4741. KA 4741 seharusnya meninggalkan Yogyakarta pukul 05.21, namun terlambat, baru diberangkatkan pukul 07.34.
KA 4741 akan berhenti di Sentolo, masuk ke jalur 1. KA 4741 memelankan lajunya, perlahan berbelok ke jalur 1. Baru sekitar 100 meter masuk jalur 1, sekitar pukul 08.30, tiba-tiba gerbong nomor 4, 5, dan 6 anjlok. Ketiganya berjalan melompat-lompat di atas bantalan. Gerbong nomor 7, 8, dan 9 yang ikut terseret langsung terguling. Ketiganya berguling ke luar jalur, menimpa kabel sinyal yang berada tepat di sebelah jalur. KA langsung berhenti. Setelah debu-debu yang beterbangan mulai memudar, terlihat tiga buah gerbong terguling, sementara 4 gerbong lainnya anjlok. Gerbong yang terguling adalah TW-947, TW-799 dan TW-786 yang bermuatan pasir kwarsa. Sementara GR-271, GW-122273 dan GW-121346 dan satu gerbong lain anjlok. Sekalipun menimpa dan memutus kabel sinyal, anjlokan ini tidak menutup jalur 2 yang merupakan jalur utama, sehingga tidak sampai memutus total lalu-lintas KA. Selain gerbong yang anjlok dan terguling, 100 meter rel rusak, dimana 30 meter diantaranya putus. Selain itu, beberapa ruas rel juga tercabut dari tanah, dengan bantalannya menggantung di bawahnya.

Untuk mengevakuasi gerbong yang anjlok, dikerahkan 100 orang petugas beserta crane dari Balai Yasa Yogyakarta. Selain itu, sebuah D300 juga diterjunkan untuk mengevakuasi gerbong yang tidak anjlok. Namun, sebelum dapat diangkat, muatan dari gerbong yang anjlok maupun terguling terlebih dahulu dipindahkan. Proses pemindahan ini berlangsung cukup lama. Setelah muatan pasir kwarsa dan jagung dipindah, barulah gerbong-gerbong ini dievakuasi. Proses evakuasi berlangsung lama. Selain karena harus memindahkan muatan, proses evakuasi juga harus menunggu lalu-lintas KA kosong agar tidak menutup jalur utama. Gerbong yang anjlok didongkrak satu persatu ke atas rel, sementara gerbong yang terguling diangkat menggunakan crane. Selain itu, pekerja PJKA juga memperbaiki rel yang rusak disaat yang bersamaan, agar gerbong yang anjlok ataupun terguling dapat langsung kembali ke relnya. Evakuasi dilakukan di hari Kamis, 9 Juli 1981.

Referensi
Bernas, Kamis Legi, 9 Juli 1981
Bernas, Jumat Pahing, 10 Juli 1981