Menu Tutup

Tabrakan KA di Telawa, 1973

CC200 01 yang rusak. Foto : Anonim, diunggah pertama oleh Bpk. Deden Suprayitno

Pada 17 Juni 1973, sekitar pukul 19.50, KA 75 Pandanaran dengan lokomotif BB200 35 ditabrak KA 2620 dengan lokomotif CC200 01 di jalur satu Stasiun Telawa, Juwangi, Boyolali. Kejadian ini menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan lokomotif kedua KA rusak berat.

Kronologis kejadian :
– Sebenarnya, CC200 01 hanya berdinas sampai Semarang Gudang (datangan dari KA Barang TRS/Terusan). Namun, karena ada rangkaian KA 2620 (Sisa Muatan) tujuan Solo yang butuh lokomotif, sementara tidak ada lokomotif tersedia, CC200 01 dipakai atas inisiatif Pengawas Dipo Lok Semarang Gudang (terjadi penyimpangan dinasan). Dengan masinis Kirtam, CC200 01 kemudian berdinas KA 2620 tujuan Solo.
– Saat mendekati Stasiun Telawa, mesin lok mendadak mati saat berada di turunan. Kru menjadi panik. Tekanan udara di reservoir utama sudah kosong, sehingga masinis tidak dapat membunyikan semboyan bahaya (semboyan 39) maupun memberi kode kepada Pelayan Rem untuk mengikat rem dengan keras. Asisten Masinis masuk ke ruang mesin untuk mencoba menyalakan kembali mesin CC200 01, namun tidak berhasil.
– Sedianya, KA 2620 akan ditahan di sinyal masuk Telawa, menunggu KA 75 Pandanaran masuk dan berhenti di jalur 1 stasiun Telawa.
– Namun, KA 2620 menerobos sinyal masuk Telawa pihak Padas yang menunjukkan kedudukan berhenti/semboyan 7 karena larat. Sementara KA 75 dengan lokomotif BB200 35 sedang memasuki jalur satu Telawa.
– KA 2620 memasuki jalur 1 karena wesel diatur untuk melayani KA 75 (untuk melayani KA yang masuk jalur belok, seluruh wesel diarahkan ke jalur belok tersebut sebagai antisipasi jika KA yang masuk tidak dapat berhenti). KA 2620 langsung menabrak KA 75 yang belum sempurna memasuki jalur 1 Stasiun Telawa.

Menurut Bpk. Abdullah Widjaja, pensiunan IPL (Inspektur Lalu Lintas di tingkat Inspeksi) 5 Semarang, sebagian besar korban adalah penumpang KA 75 yang berada di bordes. Penumpang-penumpang ini sedianya akan turun di Telawa. Proses penyelidikan melibatkan pihak KOSTRAD (Komando Strategis Angkatan Darat) karena masinis KA 2620 merupakan eks anggota SBKA (Serikat Buruh Kereta Api) yang berafiliasi ke PKI (Partai Komunis Indonesia).

Kedua lok sendiri akhirnya diafkir dan dirucat karena rusak berat.

 

Referensi :

Wawancara dengan Bpk. Abdullah Widjaja, pensiunan eks Inspektur Lalu Lintas, Inspeksi 5 Semarang

Wawancara dengan Bpk. Daryo Wihardja, pensiunan eks Masinis Depo Semarang Poncol periode 1970an

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Tidak Diperbolehkan Menyalin Isi Laman Ini