Rangkaian Ketel yang terbakar. Foto milik Bpk. Lie Tjeng Chiao
Selasa, 14 Januari 1997, 03.30
Jombang baru terbangun untuk melaksanakan makan sahur. Dari arah timur, BB301 22 muncul dengan KA 1021 yang terdiri dari 12 gerobak berisi BBM tujuan Madiun. Oleh PPKA Jombang, rangkaian ini dimasukkan sepur belok, persiapan bersilang dengan KA lainnya. Naas, KA BBM ini bablas, tidak berhenti, meninggalkan PPKA Jombang yang terkejut. PPKA tidak mengarahkan KA ini ke sepur lurus, melainkan ke sepur badug. Rangkaian yang masih melaju dengan kecepatan 35 km/jam ini langsung menghajar badug, sekitar 800 meter dari stasiun. Badug ini berbatasan langsung dengan Sungai Bokrantai. Lok rusak, sementara 3 gerbong di belakangnya langsung menghantam lok dan terguling. BBM yang diangkutnya tumpah, lalu mengalir ke sungai hingga 2 km. Terdapat dua versi bagaimana api bisa menyala. Pertama, BBM yang tumpah ini langsung menyala karena tersulut percikan api yang muncul saat gerbong anjlok. Kedua, BBM yang mengalir ke Sungai Bokrantai ini menyala akibat rokok seorang pemuda naas yang sedang buang air besar di sungai. BBM yang menyala ini membuat sungai nampak terbakar. Pemuda yang sedang BAB di sungai ini ikut terbakar karena BBM yang tumpah.
Warga yang sedang makan sahur segera berhamburan keluar. Suasana menjadi mencekam. Api menyala-nyala di atas sungai. Sungai seakan-akan terbakar, seiring dengan tumpahan BBM yang bergerak dengan arus sungai menuju Kota Jombang. Melihat Sungai Bokrantai menyala, warga yang rumahnya berada di pinggir sungai segera mengamankan rumahnya. Harta-benda segera dikeluarkan dari rumah. Pepohonan yang berada di sisi sungai sebagian mulai terbakar. Sebagian warga yang lain berlari menuju sepur badug Jombang. Masih ada beberapa gerbong yang tidak terguling dan belum terbakar. Warga bahu membahu melepas coupler gerbong yang tidak anjlok, lalu beramai-ramai mendorongnya menjauhi gerbong yang terbakar. Sirine mobil pemadam segera meraung-raung di dekat lokasi. 5 mobil pemadam berjibaku memadamkan api yang mengamuk. Bahkan truk pasir yang melintas distop. Muatannya ditumpahkan untuk membantu memadamkan api. Lalu-lintas KA lumpuh total, baru normal kembali pukul 10.00. Pemuda apes yang sedang BAB di sungai meninggal dunia, sementara Masinis dan Asisten Masinis luka-luka.
Referensi
Bali Post, Rabu, 15 Januari 1997
Berita Yudha, Rabu, 15 Januari 1997