Kelompok II Parade, terdiri dari F1018 dari Dipo Klakah, D14 yang tidak teridentifikasi, DD5207 dan CC5030 dari Cibatu. Foto : A.E Durrant, dalam buku Lokomotip Uap. Discan oleh Rio Prabowo
Perayaan 25 Tahun PNKA pada 28 September 1970 dilakukan dengan cara yang tidak biasa. Perayaan digelar dengan cukup besar-besaran di Jakarta, dengan acara parade lokomotif. Untuk keperluan parade ini, didatangkan banyak lokomotif dan sarana milik PNKA dari seluruh penjuru Jawa.
Ide parade lokomotif berasal dari Ir. Soenarno, Kepala Eksplotasi Barat (KEBT) yang waktu itu menjabat. Tak disangka ide ini mendapat sambutan positif dari Balai Besar PNKA. Untuk keperluan acara, dibentuklah panitia dengan anggota dari kantor EBT dan Balai Besar PNKA. Dipilihlah stasiun Gambir sebagai titik pusat acara.
Acara dimulai pukul 8 pagi, dan selama acara, lintas Manggarai-Jakarta ditutup total. Dalam pidato pembukaannya, Ir. Soenarno sempat menyinggung ide pembuatan sebuah industri KA di Indonesia. Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan, Frans Seda, dan Menteri Pekerjaan Umum, Ir. Soetami. Acara ini dapat dikatakan sebagai “show off” atau ajang pamer PNKA, dimana PNKA juga memamerkan lok “buatannya”, Bima Kunting. Acara peringatan berakhir pukul 12 siang, dan lintas Manggarai-Jakarta dapat dibuka kembali.
Sarana yang mengikuti parade dicat ulang agar tampak bagus dan gagah. Selain itu, untuk keperluan acara ini, kereta jenazah Pakubuwono X diperbaiki dan diregauge, untuk dipamerkan sebagai peserta parade. Beberapa lok peserta parade berangkat sendiri ke Jakarta, seperti DD5207 dan CC5030. Kedua lok ini berangkat bersama dari Cibatu, menginap satu malam di Bandung sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
**
Referensi : Wawancara dengan Bpk. Abdullah Widjaja, yang waktu itu menjabat sebagai salah satu IKL/Inspekstur Lalu Lintas di Eksplotasi Barat