B5125 yang sedang dibersihkan di Depo Lokomotif Babat, Agustus 1972. Foto milik Frank Stamford
Setelah berdinas, lokomotif akan masuk ke Depo. Di Depo, lokomotif kemudian dibersihkan dan diperiksa. Apabila lokomotif tidak akan digunakan kembali dalam waktu cukup lama, maka api lokomotif akan dimatikan, serta uap yang ada akan dibuang. Setelah api padam dan uap habis, barulah bagian peti api akan dibersihkan dari abu sisa pembakaran, kecuali pada lokomotif yang menggunakan bahan bakar minyak residu. Apabila lokomotif akan digunakan kembali dalam waktu dekat atau keesokan harinya, maka api lokomotif tidak akan dimatikan. Hal ini karena lokomotif uap memerlukan waktu yang sangat lama untuk menghasilkan tekanan uap yang cukup, dapat mencapai empat jam atau lebih untuk lokomotif uap besar.
Pada Depo Lokomotif Uap, terdapat satu petugas khusus yang memiliki tugas untuk menjaga nyala api serta menghidupkan lokomotif uap. Juru Api Malam adalah petugas khusus di Depo yang bertugas menyalakan lokomotip serta menjaga nyala apinya. Sesuai namanya, Juru Api Malam biasanya berdinas pada malam hari, menyiapkan lokomotip untuk KA Pertama serta menjaga nyala api dan tekanan uap lokomotip cadangan. Terkadang Juru Api Malam berdinas dalam dua shift antara pukul 4 sore hingga 8 pagi. Selain menyalakan dan menjaga nyala api lokomotif, Juru Api Malam juga memiliki tugas untuk memeriksa dan membersihkan lokomotif yang menjadi tanggungjawabnya. Satu orang Juru Api Malam bertugas untuk menjaga 4 unit lokomotif uap. Apabila lokomotif yang dijaga termasuk jenis lokomotif besar, maka Juru Api Malam diberikan seorang pembantu untuk menjalankan tugasnya. Selain itu, Juru Api Malam juga memiliki tanggungjawab terhadap kebersihan dan penerangan loosdnya. Juru Api Malam juga merangkap sebagai petugas jaga malam saat menjalankan tugasnya. Uap pada lokomotif yang dijaga Juru Api Malam sendiri sedikit dikurangi, tidak pada tekanan operasional. Saat akan digunakan berdinas, barulah Juru Api Malam menyerahkan lokomotif tersebut kepada Masinis.
Untuk mengoperasikan lokomotif uap, diperlukan paling sedikit dua orang kru, yakni Masinis dan Juru Api. Juru Api saat ini disebut sebagai Asisten Masinis. Juru Api bertugas membantu masinis. Pada lokomotif uap, tugas Juru Api mencakup juga membantu memeriksa lokomotif serta memastikan nyala api selama perjalanan. Sebelum mulai dinas, Masinis dan Juru Api harus memeriksa dan menyiapkan beberapa hal. Hal-hal tersebut yakni :
1. Kelengkapan administrasi. Masinis terlebih dahulu menyelesaikan urusan administrasi pada Depo, diantaranya menerima Daftar Waktu KA yang akan dijalaninya, serta menerima informasi apabila terdapat hal-hal seperti pembatasan kecepatan dan lain sebagainya.
2. Memeriksa keadaan api saat serah terima lok dari Juru Api Malam. Jika diperlukan, sampaikan petunjuk ataupun arahan terkait nyala api kepada Juru Api. Satu jam sebelum diserahterimakan, Juru Api harus sudah berada di lokomotif dan membantu tugas Juru Api Malam. Lok diterima dari Juru Api Malam paling tidak 30 menit sebelum lok tersebut digunakan.
3. Memeriksa tekanan uap, pastikan sudah dalam kondisi cukup.
4. Memeriksa ketinggian air di gelas duga. Gelas duga menunjukkan kedudukan air pada ketel. Kedudukan air tidak boleh terlalu rendah, dengan resiko boiler meledak apabila kekurangan air. Selain itu, injektur atau pompa pengisi air juga harus dicoba untuk memastikan fungsinya.
5. Memeriksa seluruh alat semboyan dan lentera pada lokomotif. Lentera harus sudah berisi minyak, serta terdapat cadangan kaca berwarna untuk lentera tersebut.
6. Memeriksa persediaan air dan bahan bakar.
7. Memeriksa persediaan minyak pelumas.
8. Memeriksa keadaan bak pasir, serta melakukan ujicoba alat penabur pasir. Pasir berfungsi sebagai penambah daya cengkram dan daya traksi roda, disemprotkan ke rel saat lokomotif kesulitan untuk menarik/mendorong rangkaian.
9. Memeriksa ruang asap. Pastikan ruang asap telah dibersihkan. Tutup kembali pintu ruang asap dengan rapat setelah diperiksa. Apabila terdapat corong abu, pastikan tingkap-tuangnya telah tertutup dengan baik.
10. Memeriksa bak abu, apakah sudah dibersihkan.
11. Lumasi bagian-bagian lokomotif sesuai dengan urutannya. Periksa juga kondisi mur-mur serta pena-pena belah. Perhatikan instruksi yang ditetapkan oleh Kepala Depo Traksi saat melumasi lokomotif. Apabila ada bagian yang dilumasi secara otomatis dengan pipa-pipa panjang, pastikan bagian tersebut dilumasi terlebih dahulu secara manual agar saat lok berjalan bagian tersebut sudah dalam kondisi terlumasi. Putar slinger pada pompa minyak untuk mengisi pipa-pipa saluran pelumas agar pelumas dapat melumasi dengan semestinya.
12. Buang kumpulan air di bak-bak saluran-saluran minyak pelumas.
13. Memeriksa pengereman.
14. Memeriksa pengukur kecepatan pada kabin.
Setelah semua telah diperiksa dan lokomotif sudah benar-benar siap, Masinis kemudian menjalankan lokomotifnya sampai perbatasan emplasemen Depo. Setelahnya, lok harus berhenti untuk menunggu Juru Langsir. Setelah Juru Langsir telah tiba, barulah lok diantar ke rangkaiannya. Sebelum berdinas, Masinis dapat meminta agar lokomotifnya diputar di turntable/meja putar. Sebelum memasuki turntable, Masinis harus memastikan jika turntable dalam keadaan terkunci dan relnya sudah tersambung dengan jalur yang benar. Setelahnya, Masinis kemudian menjalankan lokomotifnya memasuki turntable. Lokomotif pada turntable sedapat mungkin diposisikan secara seimbang agar lebih mudah diputar. Setelah lokomotif sudah dalam posisi yang sesuai, barulah lokomotif diputar. Sebelum keluar dari turntable, Masinis harus memastikan turntable telah terkunci dan sudah tersambung ke jalur yang benar. Setelahnya barulah lokomotif dijalankan keluar dari turntable.
Disarikan dari
- Buku Belajar bagi Pegawai Lokomotif, cetakan Juni 1975
- Reglemen 15, Peraturan Dinas Traksi dan Materiel, Mulai Berlaku 19 September 1955
- Reglemen 16, Traksi dan Materiel, Dinas Lokomotif, Mulai Berlaku 19 September 1955