Warga dan Petugas mengevakuasi jenazah salah satu korban Tragedi Paledang (Pikiran Rakyat, 13 Januari 2000)
Rabu, 12 Januari 2000, menjelang tengah hari, Stasiun Bogor dipadati penumpang yang menunggu kedatangan KRD Sukabumi. Banyak penumpang adalah remaja dan anak muda asal Jakarta yang hendak piknik ke Selabintana, Sukabumi. Para penumpang ini sedianya akan berangkat dengan KRD Sukabumi yang berangkat pukul 12.50. Namun, KRD Sukabumi mengalami keterlambatan. Begitu tiba di Bogor, penumpang segera menyerbu KRD yang terdiri dari 5 kereta ini. Karena banyaknya penumpang, sebagian penumpang naik ke atap kereta. Petugas di Stasiun Bogor telah melarang penumpang naik ke atap, namun larangan ini tidak diindahkan oleh penumpang. Pukul 15.38, KRD Sukabumi akhirnya diberangkatkan dari Bogor.
Sekitar 10 menit berjalan, KRD akan segera melewati viaduct di kawasan Paledang. Di atas viaduct ini membentang Jalan Paledang, Kota Bogor. Viaduct ini dikenal warga dengan nama Terowongan Paledang. Penumpang yang berada di atap mulai merunduk, sambil memperingatkan penumpang lainnya karena ketinggian viaduct yang cukup dekat dengan atap kereta. Naas, beberapa penumpang terbentur viaduct. Sebagian korban sempat merunduk, namun karena posisinya yang ada di atas barang bawaan membuat mereka tetap terbentur viaduct. 20 orang penumpang terbentur viaduct dan terjatuh. Maasnya, sebagian penumpang yang jatuh masuk ke kolong kereta dan terlindas. Ada juga yang tersangkut dan sempat terseret beberapa ratus meter. Melihat penumpang di atap berjatuhan, sebagian penumpang di atap berteriak-teriak agar masinis menghentikan KA. Tapi, KRD Sukabumi tetap melaju. Masinis yang tidak mengetahui ada penumpang yang terjatuh tetap menjalankan keretanya. KRD Sukabumi baru berhenti di Stasiun Batutulis untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Setelah KRD berhenti, Heryana, Suryanto, Aan Suryana, dan Dedi Sunarya turun dari atap dan berlari menyusuri rel. Dua teman mereka, Agus Siswanto dan Agus Bodong terbentur viaduct dan terjatuh.
Saat mereka tiba di viaduct, warga dan polisi telah membawa jenazah temannya ke RS PMI Bogor. Warga dan Polisi sendiri segera berlari mendatangi viaduct sesaat setelah peristiwa ini terjadi, dan mulai mengevakuasi korban. Sebagian korban dalam kondisi tidak utuh akibat terlindas maupun terseret. Warga dan petugas mengevakuasi 12 korban meninggal dunia, sementara 8 orang lainnya mengalami luka parah. Korban meninggal adalah Jamaludin (15 tahun asal Cibening, Bekasi), Edi (20 tahun asal Cibening, Bekasi), Ade Damuri (asal Pondokkopi Tangerang), Supriyadi, Ayub, Atib, Muramdani, dan Dwi Raharjo. 2 korban meninggal lainnya tidak diketahui identitasnya.
Peristiwa ini sangat diingat oleh warga Kota Bogor, dan bahkan munculĀ urban legend berupa hal-hal mistis setelah peristiwa ini. Banyak yang menyebut peristiwa ini sebagai Tragedi Paledang.
Disarikan dari Pikiran Rakyat edisi Kamis, 13 Januari 2000