Menu Tutup

Gerbong Transport dari Romania

Atas : TTW, Bawah : YYW

 

Gerbong jenis TTW ini didatangkan dari pabrikan ARAD, Rumania, dalam dua batch. Huruf T pada kode TTW berarti Transport, sementara pengulangan huruf T menunjukan jika gerbong ini bergandar 4. Huruf W berarti gerbong ini menggunakan rem westinghouse/rem udara tekan. Dikemudian hari, sebagian gerbong TTW ini dimodif menjadi YYW dan PPCW.

 

TTW
Gelombang pertama gerbong ini didatangkan pada 1963/64, dan mulai berdinas pada 1964. Awalnya, TTW ini digunakan untuk angkutan Semen Gresik. Dikemudian hari, kode rem yang dipakai oleh gerbong jenis ini tidak hanya W, tapi juga R, RU, dan WRU. Angkatan 1964 menggunakan bogie jenis Kuda Kepang.

Foto koleksi Rio Prabowo

TTW termasuk jenis Gerbong Tertutup (GT). Kapasitas muatnya 30 ton. Bongkar muat dilakukan dengan menggeser atap gerbong. Salah satu bordesnya memiliki atap. Atap ini menaungi PLRM(Pelayan Rem) dari panas dan hujan.

GT 30 64 67 ex TTW-252, buatan 1964
Bogie jenis Kuda Kepang

Pada 1984, PJKA kembali mendatangkan TTW dari pabrikan yang sama. Batch 84 ini memiliki sedikit perbedaan fisik dengan batch 64. Batch 84 menggunakan pagar bordes berupa pipa besi, sementara batch 64 menggunakan besi kotak. Tangga batch 64 juga lebih lebar ketimbang batch 84. Selain itu, batch 84 aslinya menggunakan bogie barber. Namun, dikemudian hari banyak batch 84 yang bogie barbernya diambil, ditukar dengan bogie kuda kepang.

Batch 84
Kiri : Tangga batch 64, Kanan : Tangga batch 84

Pengguna utama TTW adalah Semen Gresik. Dimana pada suatu masa, PUG (Pusat Urusan Gerbong) Indro sempat mengurus sekitar 200 TTW yang semuanya digunakan untuk angkutan Semen Gresik. Selain itu, beberapa TTW juga dimutasi ke Sumatera Selatan, digunakan untuk angkutan Semen Baturaja, KA Barang Cepat, bahkan KA Batubara. Angkutan Semen Gresik meredup sekitar tahun 2008/2009, membuat banyak TTW menganggur. Hal ini membuat banyak TTW dimutasi ke Maos, dan digunakan untuk angkutan Semen Holcim. Sayangnya, mulai 2013 akhir TTW jarang digunakan, digantikan oleh Gerbong Datar (GD). TTW di rangkaian Semen Holcim akhirnya menghilang pada 2014 silam. Banyak yang akhirnya dibiarkan mangkrak di jalur Kutoarjo-Purworejo. Ada juga TTW yang “beruntung”, seperti satu TTW di dipo Semarang Poncol yang digunakan sebagai gerbong sampah. Namun, saat ini tidak ada dinasan KA Barang yang menggunakan TTW.

TTWRu-375 di Dipo Poncol

YYW
YYW modifikasi ex TTW muncul di era pertengahan 1980an, untuk mendukung operasi KA Pasir Galunggung. Modifikasi dilakukan dengan membuang atap gerbong. Banyak yang menghilangkan bagian atap untuk PLRM. YYW termasuk jenis Gerbong Terbuka (GB). Kapasitas muatnya 30 ton.

Atap PLRM tidak dibuang
Atap PLRM dibuang

YYW ex KA Pasir Galunggung pada bagian samping body dan pintu diberi lubang sebagai tanda batas muatan. Lubang dibuat di kedua pintu, dan bagian kecil disamping pintu. Letak lubang yang rendah membuat kapasitas muatannya berkurang. Hal ini penting agar KA tidak terlalu berat di lintas yang menanjak dan menurun ekstrim. Muatan yang terlalu berat akan berpengaruh ke kekuatan coupler. Coupler dapat putus di tanjakan apabila beban KA terlalu berat. Selepas KA Pasir Galunggung dihapus, sebagian YYW ditarik ke DAOP IV untuk dinasan KA Pasir Kwarsa relasi Karangtalun-Bojonegoro. Untuk dukungan Pasir Kwarsa sendiri beberapa TTW dimodifikasi dengan membuang atapnya. YYW untuk Pasir Kwarsa ini memiliki perbedaan dengan “alumni” Pasir Galunggung. YYW yang dimodif untuk Pasir Kwarsa tidak memiliki lubang untuk membatasi muatan. Selain itu, ada juga YYW yang digunakan untuk angkutan ballast, seperti di DAOP VI (sudah tidak digunakan), DAOP VIII (juga sudah tidak digunakan), dan DAOP VII (mulai tidak digunakan). Bongkar muatan dilakukan secara manual melalui pintu, disekop oleh tukang.

Pasir Kwarsa menjadi dinasan reguler terakhir bagi YYW. Setelahnya, YYW menganggur. Tidak digunakan lagi di KA Barang.

 

PPCW
Sebagian TTW ada juga yang dimodif menjadi PPCW, dengan membuang total dinding body dan menambahkan kunci kontainer. Kapasitas muatnya tetap, 30 ton. Pengguna PPCW/GD ini adalah KA Batubara Cigading. Ukuran PPCW/GD ex TTW lebih pendek dari GD biasa, dan framenya lebih tipis. Karena pendek, GD ex TTW ini tidak digunakan di KA Petikemas, kecuali hanya untuk menaruh Kontainer Kabus. GD jenis ini sekarang sudah tidak dapat ditemui di KA Batubara Cigading, digantikan oleh GD berkapasitas muat 42 ton buatan INKA.

Kabus ex TTW. Foto : Indra Hardi Saputro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Tidak Diperbolehkan Menyalin Isi Laman Ini