Pada 1968, akibat hantaman banjir, pilar jembatan Cisanggarung miring. Kemiringan pilar cukup parah, yang membuat jembatan tidak dapat dilalui KA. Perjalanan KA kemudian dialihkan ke lintas Prupuk-Tegal-Cirebon. Jembatan lama kemudian dibongkar oleh PNKA, digantikan dengan bentang baru. Miringnya Jembatan Cisanggarung ditambah dengan runtuhnya salah satu pilar Jembatan Sakalibel pada 1972 menyebabkan lintas Cirebon-Kroya terputus total. KA tidak dapat melalui lintas ini, yang berimbas kepada dialihkannya lalu lintas KA menuju lintas Banjar-Bandung-Cikampek. Lalu lintas KA di lintas Cirebon-Kroya baru normal kembali setelah Jembatan Cisanggarung dan Sakalibel dapat dilalui.
Bentang baru Cisanggarung memiliki ukuran yang berbeda dengan bentang lama. Bentang lama memiliki ukuran 2×60 meter, sementara bentang baru memiliki ukuran 3×60 meter. Rehab jembatan Cisanggarung memakan biaya Rp. 42.652.000 . Bentang baru Cisanggarung diresmikan oleh Kepala Jawatan Kereta Api (Kaperjanka), Ir. Soemali, pada 13 Januari 1973. KLB yang dinaiki Kaperjanka ini menjadi KA pertama yang melintasi bentang baru Jembatan Cisanggarung.
Referensi : Indonesia Raya, 16 Januari 1973, koleksi Perpustakaan Nasional RI