CC203 01 dalam livery aslinya. Diambil dari brosur CC203 koleksi Bpk. Harsono S.
CC203 menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah perkeretaapian Republik Indonesia. Kehadirannya menandai semangat untuk bergerak maju, serta masuknya perkeretaapian Indonesia ke dalam era baru.
Pada 6 Desember 1992, Menristek BJ Habibie mencetuskan konsep KA baru yang melayani rute Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya. Konsep kedua KA ini dikembangkan oleh Perumka menjadi JB250 Argogede dan JS950 Argobromo. Konsep kedua KA ini juga menjadi tantangan bagi INKA, yang secara bertahap mengembangkan sarana yang dibutuhkan, termasuk bogienya. Pengembangan bogie yang dilakukan INKA menghasilkan bogie NT-60/K8. Selain pengembangan kereta, diputuskan untuk membeli lokomotif baru yang lebih bertenaga dan mampu melaju lebih cepat. Pembelian lokomotif baru ini diputuskan pada akhir 1993, dan rencananya, lokomotif ini akan dibeli oleh Pemerintah RI. Lokomotif baru ini menjelma menjadi CC203.
12 unit dibeli dari GE, dan tiba di tanah air sekitar Maret 1995. CC203 batch 1 tidak dilengkapi dengan AC. AC baru dipasang pada periode 1996-97. CC203 yang memiliki kode pabrik U20C ini sebenarnya masih menggunakan teknologi lama. Mesinnya sama dengan CC201, yang membedakannya dengan CC201 adalah adanya dual turbocharger yang dipasang ke mesin 7FDL8 yang digunakan CC203. CC203 menjadi lokomotif diesel elektrik dengan akselerasi tercepat di Indonesia. CC203 dapat langsung dipacu apabila suhu mesin sudah mencapai 71 derajat celcius, meskipun tekanan angin di tangki utama dan tangki penyamanya belum seimbang. Kabin CC203 didesain oleh Goonian Rail, Australia, mengambil basic kabin lokomotif kelas EL. Bagian muka CC203 yang diberi logo merupakan bagian kuat yang mampu menyerap benturan. Namun, benturan cenderung diarahkan ke bagian bawah lokomotif, membuat frame dan lantai kabin ambrol ke bawah dalam beberapa kasus tabrakan antar muka yang melibatkan CC203.
12 unit CC203 yang diturunkan di Tanjungpriok kemudian ditarik ke Yogyakarta untuk dilakukan penyesuaian. Penyesuaian paling kentara adalah CC203 01. CC203 01 yang menggunakan livery dengan garis super besar diubah liverynya. Pertama diubah menjadi livery dua garis biru yang seperti kita kenal, namun tanpa garis di bagian muka lok. Perubahan kedua dilakukan dengan menambahkan garis pada muka lok. 19 Juli 1995 dituliskan Balai Yasa Yogyakarta sebagai tanggal mulai dinas CC203 01, yang kemudian disusul oleh CC203 03, 04, 05 pada 20 Juli 1995. CC203 langsung digunakan untuk uji coba rangkaian JS950/JB250. Salah satunya adalah CC203 04 yang melakukan uji coba rangkaian JS/JB dengan rute Madiun-Yogyakarta pada 28 Juli 1995. Saat itu, CC203 04 masih menggunakan livery garis, minus garis muka. 12 unit lokomotif CC203 generasi awal ini ditempatkan di Depo Jatinegara.
Penggunaan CC203 diresmikan oleh Presiden Soeharto di Gambir, pada 31 Juli 1995 dalam acara peluncuran JB250 Argogede dan JS950 Argobromo. CC203 01 mendapat kehormatan untuk menarik perjalanan perdana JB250, sementara CC203 02 digandengkan dengan rangkaian JS950. Kedua KA ini diresmikan pada pagi hari, namun JS950 baru resmi “meluncur” pada malam harinya karena jadwal asli JS950 berangkat pada malam hari. Peluncuran JB250 sempat menemui kendala akibat KA ditemper oleh pengendara motor di Tambun. KA tetap berjalan, menyeret puing-puing motor sepanjang jalan. KA baru berhenti setelah Teknisi KA (TKA) menyampaikan jika ada puing motor yang tersangkut di bogie kereta pembangkit. Akibat gangguan ini, JB250 tiba 5 menit lebih lambat di Bandung.
Alokasi Dinasan CC203, T18 GAPEKA 1994, perubahan per 17 Agustus 1995 :
1. KA 8217-8220 JB250 Argogede = 2 lok
2. KA 8069-8070 JS950 Argobromo = 2 lok
3. KA 41-42 Mutiara Utara = 2 lok
4. KA 43-44 Bima = 2 lok
5. KA 59/66 Fajar/Senja Utama Semarang = 1 lok
Sisa 3 unit lokomotif dijadikan cadangan atau diprogram menjalani perawatan.
Pada 05 Oktober 1995, General Electric Lokomotif Indonesia (GELI/GE Lokindo) didirikan. Perusahaan ini merupakan perusaan patungan/joint venture antara GE Transportation dengan INKA. GELI selanjutnya akan memproduksi CC203/GE U20C. GELI didukung oleh Barata Indonesia yang menyuplai frame bogie. GELI menempati salah satu sudut INKA. GELI kemudian mulai berproduksi pada 1996, menggarap CC203 pesanan Perumka dan satu unit U20C pesanan perusahaan ICTSI Filipina. Pada 17 Desember 1996, produk pertama GELI, CC203 13, CC203 14, dan ICTSI-1 diresmikan oleh Presiden Soeharto di Gambir, dalam upacara khusus sekaligus pelepasan ekspor ICTSI-1. Pada tahun 2002, GELI ditutup sebagai akibat sepinya pesanan. Total lokomotif yang diproduksi GELI sebanyak 30 unit, yang terdiri dari 4 unit pesanan PT TEL, 1 unit pesanan ICTSI, dan 25 unit pesanan Perumka/PT KA.
CC203 pesanan Perumka memiliki kandungan lokal sekitar 20%. GE menyuplai komponen-komponen utama seperti mesin dan generator, sementara berbagai perusahaan lokal menyuplai komponen lainnya. Gear Box dibuat oleh PT Pindad, Engine Cap dibuat oleh INKA, Barata Indonesia menyuplai frame bogie, LEN membuat control compartement, Krakatau Steel menyuplai komponen baja, PT Alkasa membuat jendela, sementara PT Aneka Kimia menyuplai komponen-komponen karet. Balai Yasa Yogyakarta sendiri menyuplai motor traksi.
CC203 rakitan GELI dalam konfigurasi asli memiliki perbedaan dengan CC203 buatan GE, yakni tidak adanya tangga di belakang kabin pada CC203 rakitan GELI. CC203 rakitan GELI juga sudah dipasangi AC sejak dari pabrik. AC yang dipilih adalah AC merk Carrier, yang mesinnya diletakkan di atas kabin. Secara bertahap, CC203 buatan GE juga ikut dipasangi AC dengan merk yang sama. Namun, AC Carrier ini memiliki kelemahan, yakni menimbulkan rembesan air di kabin saat hujan. Karena alasan inilah AC ini dibiarkan rusak begitu saja, atau dicopot.
Awal dinasannya, CC203 dikhususkan untuk dinasan KA Bendera, tidak terbatas pada KA Argo saja. CC203 digunakan untuk menarik Turangga, Sembrani, Jatayu, dan KA-KA Bendera lainnya. Dinasan Argo adalah dinasan dimana CC203 dimaksimalkan kecepatannya. CC203 dalam dinasan KA Argo biasa dipacu diatas 100 km/jam, bahkan hampir mendekati 120 km/jam. CC203 juga digunakan untuk berdinas KLB Kenegaraan. Salah satunya adalah CC203 24 dan CC203 25 yang digunakan membawa KLB Kenegaraan Gambir-Solo pada 14 April 1998. Sepanjang sejarah, ada beberapa unit CC203 yang sempat digunakan untuk dinasan KLB Kenegaraan selain CC203 24 dan CC203 25, yakni CC203 12, CC203 18, CC203 36, CC203 40, dan CC203 41. Tandem CC203 40-41 bahkan menjadi lok kenegaraan yang masa baktinya paling lama, dari tahun 2002 hingga sekitar tahun 2006. CC203 40-41 pada kurun waktu tersebut selalu dijaga dalam kondisi terbaik agar tidak perlu penyesuaian terlalu lama apabila dibutuhkan untuk dinasan KLB Kenegaraan. Untuk dinasan KLB Kenegaraan, lok akan dikarantina selama beberapa waktu untuk memastikan kehandalannya. Selain itu, terkadang lok akan dicat ulang agar tampil berkilau.
Selain Perumka dan ICTSI, PT Tanjung Enim Lestari juga memesan CC203. PT TEL memesan 4 unit CC203 langsung ke GELI pada tahun 2001. Keempat lok ini adalah CC203 31, CC203 32, CC203 33, dan CC203 34. Keempatnya akan digunakan oleh PT TEL untuk menarik KA Barang bermuatan Pulp/Bubur Kertas dari pabrik Niru menuju pabrik Tarahan. Keempatnya awalnya menggunakan livery yang persis CC203 milik Perumka/PT KA, minus logo saja. CC203 33R menjadi satu-satunya CC203 yang memiliki tambahan R pada pelat nomornya. Tambahan ini diakibatkan karena CC203 33 sempat rusak berat akibat PLH, dan dalam proses perbaikannya, bullgearnya diubah agar lebih sesuai untuk membawa beban berat. Saat ini, seluruh CC203 milik PT TEL tidak lagi digunakan untuk berdinas KA Pulp karena rusak.
Memasuki era 2000an, CC203 mulai digunakan untuk berdinas KA penumpang biasa, bahkan digunakan untuk dinasan KA Barang. Salah satu PLH besar pertama yang melibatkan CC203 adalah PLH Sadang pada 07 Februari 1998. PLH ini terjadi akibat KA 18F Parahyangan yang dihela CC203 03 melanggar sinyal masuk Sadang yang beraspek tidak aman. KA 18F kemudian menabrak KA 19 Parahyangan yang dihela CC203 02 yang sedang berhenti di Sadang. Setelahnya, beberapa CC203 lain terlibat PLH, seperti CC203 17 yang terlibat PLH Ketanggungan Barat 25 Desember 2001, dan CC203 16 yang terlibat PLH Prembun 09 Desember 2002. Beberapa unit memiliki penampilan yang unik sebagai akibat perbaikan setelah PLH. CC203 06 dan CC203 11 memiliki bentuk yang agak aneh, muka lokomotifnya terkesan murung, sementara CC203 28 memiliki bentuk bagian muka sisi kanan yang aneh. CC203 28 sendiri menjadi lokomotif tercepat di Indonesia yang dapat diverifikasi. CC203 28 sempat mencapai kecepatan 145 km/jam saat melarikan diri tanpa awak di Semarang pada 2013 silam, sebelum akhirnya anjlok akibat terlempar dari tikungan di Kaliwungu.
Seiring datangnya lokomotif-lokomotif baru, CC203 mulai tersingkir dari dinasan KA Bendera. Puncaknya, saat kedatangan CC206, CC203 hampir tidak diberi jatah dinasan KA Bendera. Saat inipun CC203 tidak terlalu banyak berdinas KA Bendera. CC203 batch 1 tahun ini telah genap berusia 25 tahun. CC203 memiliki tempat khusus dalam sejarah perkeretaapian Indonesia, sebagai simbol modernisasi perkeretaapian Indonesia, transformasi menuju era KA Cepat. CC203 dengan bentuk kabin yang aerodinamis adalah simbol jika kita pernah bermimpi tentang kereta api yang cepat, nyaman, dan dapat diandalkan.