Kapal Motor (KM) Bukit Barisan milik PNKA, dioperasikan di rute Merak-Panjang. Foto koleksi Bpk. Harriman Widiarto
Perusahaan Jawatan Kereta Api/PJKA sempat memiliki Dinas Pelayaran yang pada 1978 mengoperasikan 10 kapal feri yang diawaki oleh ratusan pelaut.
Selain Merak-Panjang, DKA juga melayani angkutan penyebrangan antara Kertapati-Palembang. Pada 20 April 1951, KM Reni resmi digunakan oleh DKA untuk melayani rute Kertapati-Palembang. Kemudian pada 20 November 1952, KM Cendrawasih resmi melayani rute yang sama dengan KM Reni. Rute pelayanan yang gemuk bagi DKA adalah rute Ujung-Kamal, dimana volume angkutannya melebihi rute Merak-Panjang. Selain Kapal Feri, DKA juga mengoperasikan beberapa Kapal Tunda yang bertugas memandu kapal yang akan memasuki pelabuhan. Per 24 April 1963, KM Kintamani ditambahkan ke lintas pelayaran Banyuwangi-Gilimanuk atas arahan dari Menteri Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi, dan Pariwisata Letjen GPH Djatikusumo.
Pada 1978, PJKA mengoperasikan 10 kapal feri, yaitu :
- Merak-Panjang : Bukit Barisan, Halimun, Krakatau
- Banyuwangi-Gilimanuk : Kintamani, Blambangan
- Ujung-Kamal (Surabaya-Madura) : Judanegara, Maduratna, Pramarta, Bangkalan, Pamekasan
Penumpang pemegang tiket terusan akan berpindah moda dari kapal ke kereta, ataupun sebaliknya. Sebagai contoh, untuk rute Tanahabang-Palembang. Penumpang akan naik KA menuju Merak, kemudian naik kapal ke Panjang. Tiba di Panjang, penumpang akan naik KA menuju Kertapati. Kemudian penumpang berpindah dari KA ke kapal menuju pusat kota Palembang.
Manajemen PJKA mengalami kesulitan dalam mengelola penyebrangan yang ditanganinya. Hal ini diakibatkan karena kurangnya biaya dan tenaga ahli. Lintas penyebrangan PJKA yang ditutup pertama kali adalah penyebrangan Palembang-Kertapati. Lintas ini dirasa tidak lagi berguna, dan kapal yang digunakan dirasa sudah tua. Seiring dibukanya Jembatan Ampera, koneksi jalur darat antara Palembang-Kertapati sudah tersedia, yang membuat penyebrangan dengan kapal dirasa tidak lagi diperlukan.
Tim Telaga Bakti Nusantara. 1997. Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2. Penerbit Angkasa:Bandung