Kereta Penjualan Buku (JPL dan JPL) yang disewa Yayasan Pembangunan, diambil dari buku Sedjarah Kereta Api Negara di Indonesia, SS/VS-DKA karya R. Oerip Simeon
Pada 1951, Jajasan (Yayasan) Pembangunan menyewa dua buah kereta milik DKA untuk dijadikan toko buku berjalan. Jajasan Pembangunan kemudian menyewa dua buah kereta. Kereta pada foto utama difungsikan sebagai toko buku, sementara kereta di sisi kanannya difungsikan sebagai tempat tinggal pegawai selama toko buku ini berkeliling. Kereta yang berfungsi sebagai toko buku diberi kode JPL, sementara kereta pegawai diberi kode JPR. JPL diambil dari sebuah kereta seri 5000, sementara JPR diambil dari kereta bagasi/DR dengan dua gandar. Keduanya dimodifikasi oleh Balai Yasa Manggarai. Desain interiornya dibuat oleh Tuan Awuy. JPL dilengkapi dengan pendingin udara dan generator listrik sendiri. JPL dan JPR disebut oleh DKA sebagai Kereta Penjualan Buku-buku. JPL sendiri dijejali oleh 10-15 ribu eksemplar dari 800 judul buku berbagai genre, termasuk diantaranya buku-buku terbitan luar negeri.
Kemunculan JPL dan JPR didasari oleh kiprah Jajasan Pembangunan selama 1947-50 yang melihat minat masyarakat Indonesia terhadap buku yang cukup besar. Namun, minat ini sulit untuk tersalurkan karena minimnya jumlah toko buku. Melihat hal ini, Jajasan Pembangunan kemudian berinisiatif menyewa kereta milik DKA untuk dijadikan toko buku berjalan. JPL dan JPR diresmikan dalam sebuah upacara di Gambir, pada Senin, 24 September 1951. Pada peresmian ini, hadir Ibu Siti Rahmiati Hatta, istri Wakil Presiden Muhammad Hatta yang meresmikan kereta ini. Hadir juga Walikota Jakarta, Sjamsuridzal. Sehari setelah diresmikan, pada 25 September 1951, Kereta Penjualan Buku-buku ini memulai perjalannya. Tujuan pertamanya adalah Banten, untuk selanjutnya menuju ke Jakarta, lalu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Saat beroperasi, toko buku ini diawaki oleh Aulia Ishak dan A. Djajusman. Selama operasi, kereta ini akan mengunjungi 6 lokasi selama sebulan, dimana kereta ini akan berhenti selama beberapa hari di lokasi tersebut. Selain menjual buku, kereta ini juga menyediakan pemutaran film pendek yang dilakukan pada sore hari. Film ini diputar untuk masyarakat, utamanya bagi anak sekolah. Film yang diputar sendiri berupa film pendek yang memuat muatan pendidikan ataupun informasi. Film disediakan oleh Perusahaan Film Negara, de Stichting Cult Samenwerking, U.S.I.S, dan British Information Centre.
Kereta Penjualan Buku-buku masih berkiprah hingga sekitar pertengahan 1950an. Pada September 1952, kereta ini mengunjungi Kota Tegal. Kunjungan ini menarik perhatian banyak orang, terutama pelajar. Tidak diketahui kapan Kereta Penjualan Buku-buku ini berhenti beroperasi.
Referensi
De Locomotief, Jumat, 12 September 1952
Java Bode, Selasa, 25 September 1951
Nieuwsgier, Selasa, 25 September 1951