BW-9004 yang terperosok ke sungai. Foto milik CV Rama Restorka, discan oleh Rio Prabowo
Pada 28 Juni 1981, sekitar pukul 05.55, KA 41 Mutiara Timur (Surabaya-Banyuwangi) anjlok dan terguling di km 71+200, menjelang masuk stasiun Rogojampi. Satu kereta kelas 2 dengan nomor BW-9004 terlempar ke sungai Logonto, sementara beberapa kereta lainnya anjlok. Peristiwa di pagi hari ini meminta korban jiwa 11 orang, sementara 20 orang lainnya luka berat dan 25 orang luka ringan.
KA 41 Mutiara Timur pada saat kejadian ditarik oleh BB303 29 yang menarik 3 kereta kelas 3 (CW), 1 kereta makan kelas 3 (CFW), dan 2 kereta kelas 2 (BW), dengan stamformasi CW-9453+CW-9454+CW-9455+CFW-9020+BW-9004+BW-9007. KA 41 meninggalkan Jember pukul 03.30, terlambat 30 menit. Menjelang lokasi kejadian, dua buah gandar salah satu kereta anjlok, kemudian terseret sepanjang sekitar 300 meter. BW-9004 menabrak pangkal jembatan, lalu terjun ke sungai, sementara BW-9007 anjlok dan terseret keluar rel, miring di pinggir rel. CFW-9020 terguling ke kiri setelah jembatan, sementara CW-9455 anjlok dan miring ke kiri 100 meter setelah CFW-9020. CW-9454 hanya anjlok satu as, sementara BB303 29 dan CW-9453 tidak anjlok.
Akibat kejadian, 6 orang meninggal dunia di lokasi. Warga Dukuh Kebalen Lor RT 18, Desa Lemahabang, Rogojampi, yang mendengar suara keras segera berkumpul dan memberikan pertolongan kepada korban. Warga berdatangan membawa tangga dan memecahkan kaca BW-9004 untuk mengeluarkan korban, sementara mobil-mobil pribadi milik warga Kebalen Lor dikerahkan untuk mengangkut korban ke rumah sakit. Warga mengeluarkan 6 jenazah dari BW-9004, meletakkannya di bawah jembatan dengan ditutupi tikar pandan yang diambil dari mushola di dekat tempat kejadian. Dua buah keranda milik warga kemudian digunakan untuk mengangkut jenazah korban.
Peristiwa ini memakan korban 11 orang meninggal dunia, 20 orang luka berat, dan 25 orang luka ringan. Korban dibawa ke Rumah Sakit di Banyuwangi, sementara korban yang memerlukan tindakan bedah dibawa ke Jember. 5 kereta rusak, sementara 500 meter rel juga ikut rusak. 2 buah tiang telefon ikut terseret dan roboh, membuat hubungan telefon KA Banyuwangi-Jember putus. BW-9004 sendiri tidak dapat digunakan kembali karena rusak parah.
Referensi :
Harian Sinar Harapan dalam Klipping koleksi Bpk. Widoyoko/Komunitas Sejarah Perkeretaapian Indonesia
Kejadian ini memang sangat memilukan, merubah kebahagiaan dan coretan nestapa dalam keluarga kami dengan drastis dan tiba2. Ibu, adik ragil (3thn) dan bapak(alm) diantara penumpang gerbong KA yg terjun bebas ke dalam sungai Lugonto. Almarhum Bapak alami luka berat beliau tidak wafat di lokasi kejadian akan tetapi di rujuk ke RS Jember. Semoga hal itu kelak tidak di alami lagi oleh penumpang2 KA di masa yang akan datang. Aamiin