Langsiran gerbong baru PUSRI di Tanjungpriok, 1977. Foto koleksi Bpk. Eddy Mardijanto
PT. Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) sempat memiliki ratusan aset berupa gerbong-gerbong tertutup berkapasitas muat 30 ton. Gerbong-gerbong ini didatangkan PUSRI untuk memenuhi kebutuhan angkutan pupuk yang mulai berkembang di era 70an akhir. PUSRI mendatangkan gerbong-gerbong miliknya dari beberapa pabrikan. Gerbong-gerbong bergandar 4 ini kemudian digunakan untuk mengantarkan pupuk dari Cilacap dan Indro menuju GPP (Gudang Persediaan Pupuk) maupun Stasiun Gudang yang tersebar diseluruh Jawa.
Semasa jaya, Pupuk disebar dari dua stasiun, Indro dan Cilacap. Indro melayani GPP wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah Utara dan Jawa Barat (hanya sampai Cikarang). Sementara Cilacap melayani GPP wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat bagian selatan. Selain itu, beberapa GPP juga ditunjang pupuk dari PT Pupuk Kujang maupun Petrokimia Gresik. Namun sayangnya, angkutan pupuk meredup di era 1990an akhir hingga pertengahan era 2000an. Gerbong-gerbong milik PUSRI banyak yang dibiarkan menganggur. Beberapa puluh gerbong sempat dimanfaatkan KAI untuk angkutan semen maupun untuk gerbong penolong. Sekitar 2013, PUSRI memutuskan untuk “memusnahkan” gerbong-gerbong miliknya. Gerbong-gerbong bercat biru yang khas ini akhirnya menemui maut, dipotong-potong oleh tukang las, dikilokan oleh PUSRI. Masih ada beberapa gerbong yang tersisa, diunspoor menunggu dirucat.
Gerbong-gerbong milik PUSRI :
1. Seri T52
Seri T52 adalah gerbong pertama yang dibeli PUSRI. Gerbong-gerbong seri ini memiliki ciri khas berupa atapnya yang melengkung dan bodynya yang halus. Gerbong-gerbong seri ini dibeli dari pabrikan Daewoo, Korea Selatan, pada 1977 sebanyak 175 unit dengan nomor GGW-305001 s.d GGW-305175. Gerbong ini memiliki berat kosong 15 ton dan kapasitas muatnya 30 ton. Gerbong jenis ini memiliki panjang (dari alat perangkai) 12.200 mm, lebar 2520 mm, dan tinggi 3285 mm.
2. Seri T53
Gerbong-gerbong seri T53 dibuat oleh Pabrikan Hawker Siddeley, Kanada pada 1982. Gerbong ini memiliki perawakan fisik yang cukup tinggi dengan dinding yang khas. Gerbong jenis ini memiliki panjang (dari alat perangkai) 12.200 mm, lebar body 2200 mm, dan tinggi 3321 mm. Gerbong berkapasitas muat 30 ton dengan berat kosong 15 ton ini didatangkan sebanyak 220 unit, dengan nomor GGW-305176 s.d GGW-305395. Setidaknya ada dua unit GGW seri T53 yang dijadikan gerbong penolong. Satu di Cirebon sementara satunya lagi di Malang. Keduanya ikut dirucat saat PUSRI membersihkan asetnya.
3. Seri T54
Gerbong dengan berat kosong 15 ton dan kapasitas muat 30 ton ini dibuat oleh Konsorsium yang terdiri dari Korean Shipbuilding & Engineering Co., Daewoo, dan Hyundai Rollingstock Mfg antara 1984-85. Gerbong jenis ini memiliki panjang (dari alat perangkai) 12.450 mm, lebar body 2500 mm, dan tinggi 3322 mm. Gerbong-gerbong ini dikirim ke Indonesia dalam bentuk CKD (Completely Knock Down) untuk kemudian dirakit di INKA. Gerbong yang didatangkan sebanyak 200 unit ini memiliki bordes untuk tempat PLRM (pelayan rem). GGW ini diberi nomor GGW-305396 s.d GGW-305595. Gerbong-gerbong seri ini mulai berdinas pada 1985. Secara fisik, gerbong-gerbong seri T54 mirip dengan gerbong-gerbong seri T51 buatan Jepang yang dimiliki PJKA. Bedanya, seri T54 memiliki bordes dengan pagar pipa besi.
Seluruh gerbong-gerbong milik PUSRI ini menggunakan bogie barber dengan tulisan PUSRI. Namun, beberapa unit diganti bogienya menjadi Kuda Kepang.