Menu Tutup

Gerobak Minyak Pertamina – Jawa

Sejak sekitar 2008, angkutan BBM hanya mengandalkan gerbong-gerbong gandar empat, selepas gandar dua dilarang beredar.  Sistem kepemilikan gerbong-gerbong minyak ini cukup unik. Ketel dimiliki oleh Pertamina, sedangkan underframe/sasisnya dimiliki oleh KAI. Sistem kepemilikan ini berdampak pada perawatan gerbong yang dipisah antara tangki/ketel dan underframe beserta bogienya. Kali ini, akan dibahas jenis-jenis gerbong BBM yang lazim beredar di Jawa.

1. KKW Rumania
​Foto di atas merupakan GK angkatan 1965, yang mendominasi angkutan BBM. Gerbong jenis ini dikenal sebagai K52 dalam Album Gerbong PJKA. Gerbong ini dibuat oleh pabrikan 23 August Works, Rumania, sebanyak 289 unit. Gerbong jenis ini memiliki kapasitas muat 30 ton atau sekitar 36 ribu liter. Underframe gebong jenis ini menciut di kedua ujungnya, mirip seperti kapsul obat. Gerbong ini aslinya menggunakan bogie kuda kepang, namun diganti dengan bogie barber. GK ini dapat ditemui di seluruh KA BBM di Jawa. Gerbong jenis ini kemungkinan besar didatangkan melalui skema kerjasama antara Permigan dengan Rumania. Jumlah awal disebutkan 300 unit, namun saat ini sudah tidak genap 300 unit karena beberapa unit afkir akibat PLH maupun hal lain.

2. KKW Jepang

Foto di atas merupakan GK angkatan 1977, yang memiliki kapasitas muat 30 ton atau sekitar 37 ribu liter. Gerbong ini dibuat oleh pabrikan Nippon Sharyo, Jepang. Gerbong ini dikenal sebagai K53 dalam Album Gerbong PJKA. Gerbong jenis ini sejak awal menggunakan bogie barber. Gerbong ini memiliki berat kosong 18,5 ton. Disebutkan jika PJKA hanya mendatangkan 15 unit saja dari Jepang.

3. KKW 1984 (Modifikasi)

PJKA sendiri sempat melakukan modifikasi pada puluhan unit PPW/TTW/GGWT, dengan membuang body atas dan menggantinya dengan ketel. Selain digunakan sebagai angkutan BBM, GK angkatan 1984 juga sempat digunakan untuk angkutan HSD (Solar) ke Dipo. Gerbong jenis ini menggunakan bogie barber. Gerbong jenis ini memiliki kapasitas 30 ton atau sekitar 38 ribu liter. Terdapat beberapa variasi GK angkatan 1984, menyesuaikan jenis gerbong sebelum modifikasi. Foto di atas kemungkinan besar hasil modifikasi PPW, mengingat framenya yang cukup tebal. Sementara foto di bawah ini kemungkinan besar hasil modifikasi TTW/GGWT karena framenya tipis.

4. KKW Jumbo

Armada terbaru angkutan BBM adalah GK angkatan 2010 yang memiliki kapasitas muat 40 ton atau sekitar 45 ribu liter. GK ini dibuat oleh INKA sebanyak 70 unit. GK jenis ini menggunakan bogie barber. Sayangnya, GK ini sempat tersandung skandal korupsi dan ketidaksesuaian spesifikasi, yang membuat gerbong ini terlantar hingga sekitar 6 tahun, sebelum akhirnya berdinas tahun 2018 lalu. GK jenis ini juga dikenal dengan nama KKW Jumbo karena fisiknya yang lebih besar dari pendahulunya. GK jenis ini dapat ditemui pada KA BBM dari Benteng tujuan Malang/Madiun.

Perawatan
Pada bagian awal artikel disebutkan jika kepemilikan gerbong-gerbong ini dipisah antara ketel dengan framenya. Ketel dimiliki oleh Pertamina, sementara frame dimiliki oleh KAI. Hal ini menimbulkan perbedaan pada perawatan gerbong-gerbong ini.

Selaku pemilik ketel, Pertamina bertugas melakukan perawatan pada ketel, seperti perbaikan dan cat ulang. Cat ulang dilakukan setiap beberapa tahun sekali. Selain itu, setiap setahun sekali, ketel harus dikalibrasi/ditera ulang oleh Dinas Metrologi.

​Sebagai pemilik frame, perawatan yang dilakukan KAI sama seperti perawatan sarana pada umumnya, meliputi perawatan di dipo dan di Balai Yasa. Perawatan di Balai Yasa dilakukan setiap 700.000 km sekali dan setiap 2 dan 4 tahun sekali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Tidak Diperbolehkan Menyalin Isi Laman Ini