CC203 04 dengan rangkaian Argo Lawu. Dokumen Perumka, koleksi Bima Budi Satria
JSO751 Argolawu merupakan Argo ketiga yang diluncurkan oleh Perumka. Argolawu diluncurkan pada 21 September 1996. ​Argolawu mendapat tagline JSO 751, yang memiliki arti Jakarta-Solo 7 Jam pada 51 Tahun Kemerdekaan RI.
Wacana peluncuran KA Argo relasi Jakarta-Solo sudah dikumandangkan sejak 1995, bahkan hampir bersamaan dengan finalisasi JS950 dan JB250. Kala itu, sudah disiapkan brand JS850, Jakarta Solo 8 Jam Pada 50 Tahun Kemerdekaan RI. Pejabat Perumka yang diwawancarai harian Bernas membenarkan rencana ini, namun tidak dapat memberikan tanggal pasti peluncuran JS850. Pada akhirnya, yang terealisasi adalah JSO751 Argolawu.
Peluncuran Argolawu dilakukan di Solo Balapan, Sabtu 21 September 1996. Peluncuran dihadiri oleh Menteri Perhubungan Haryanto Danutirto dan Sunan Pakubuwono XII. Menhub kemudian menaiki JSO751 hingga stasiun Yogyakarta. Sunan Pakubuwono XII berkomentar jika peluncuran JSO751 mengingatkan dirinya terhadap acara peluncuran KA Spesial Solo-Jakarta pada 1939, yang dirintis oleh Sunan Pakubuwono X.
Kereta
Berbeda dengan JS950 dan JB250 yang mendapat kereta baru, JSO751 mendapat kereta hasil penyehatan INKA. Satu set untuk JSO751 terdiri dari 10 K1, 1 KM1, dan 1 BP. K1 untuk JSO751 merupakan hasil rehab/penyehatan dari kereta buatan 1950an. KM1 dan BPnya sendiri merupakan kereta baru yang dibuat oleh INKA. K1-968 milik JSO751 memiliki cirikhas berupa jendela yang posisinya lebih rendah dari K1 lainnya, serta profil body yang lebih tinggi dari K1 lainnya karena lengkung atap yang lebih besar. Set untuk JSO751 memakan biaya Rp. 10,3 Milyar. Set untuk Lawu menggunakan bogie K8/NT60. Kereta-kereta Argolawu dirawat oleh Dipo Kereta Solo Balapan.
Operasional
JSO751 diprogram untuk menempuh jarak Solo Balapan-Jakarta selama 7 jam. JSO751 hanya berhenti di Yogyakarta dan Purwokerto. JSO751 berangkat pagi dari Solo Balapan, dan malam hari dari Gambir. Satu rangkaian JS0751 terdiri dari 11 kereta (9 K1, KM1, dan BP) yang ditarik oleh CC203. JSO751 memiliki fasilitas standar Argo, mirip dengan JB250 dan JS950 (kursi beludru, adanya fasilitas Audio Video, dsb).
Sekitar 2002, JSO751 mendapat limpahan K1-20019 dari Semarang. Set ini terdiri dari 9 K1, 1 M1, dan 1 BP. Set ini tadinya digunakan oleh Argomuria II, namun menganggur semenjak Argomuria II mendapat K1-02 baru. K1-20019 memiliki fisik sama seperti kereta milik Argobromo Anggrek, dan sama-sama menggunakan bogie K9. Rangkaian ini hanya digunakan hingga sekitar 2007, sebelum akhirnya dikembalikan ke Semarang. Semasa menggunakan rangkaian ini, Lawu beberapa kali anjlok, seperti anjlok di petak Lempuyangan-Yogyakarta saat jalur ganda baru beroperasi, dan anjlok di dekat Jembatan Serayu Kebasen. Terkadang, diselipkan 1 K1 biasa di musim sibuk untuk menambah kapasitas penumpang. Rangkaian ini ditukar dengan K1 biasa dari Semarang. Brand JSO751 pada akhirnya memudar, menyisakan hanya nama Argolawu saja.
Tahun 2008, Lawu dijatah satu rangkaian baru buatan INKA. Set ini terdiri dari 8 K1, 1 M1, dan 1 BP. Set ini kemudian diganti pada 2016 dengan rangkaian baru buatan INKA. Lawu kini menggunakan rangkaian buatan 2016 ini. Rangkaian ini sama dengan rangkaian milik Dwipangga, sehingga memungkinkan terjadinya subtitusi kereta antara Lawu-Dwipangga.
Okupansi Lawu cenderung stabil dan cukup ramai. Lawu memiliki 1 perjalanan Fakultatif (hanya dijalankan pada saat-saat tertentu seperti masa angkutan lebaran atau libur panjang). Rangkaian fakultatif ini tadinya menggunakan K1 cadangan Dipo Solo Balapan yang cenderung acak-acakan (campuran K1 tahun muda (02,95) dan K1 tahun tua). Namun, belakangan rangkaian fakultatif ini menggunakan rangkaian K1 2016 milik Dipo Jakarta Kota. Saat ini, Argolawu menggunakan rangkaian Stainless Steel buatan INKA.