Foto koleksi Bpk. Harriman Widiarto
Oleh Ir. Djoko Soejoto, Kepala Bagian Traksi, Balai Besar DKA Bandung, dalam kolom Dinas Traksi majalah Berita DKA
Semendjak pertengahan tahun 1957 kita telah mulai melihat lokomotif diesel listrik baru jakni lokomotif seri BB 200. Tak ada djeleknja kalau kita menindjau sebentar hal ichwal mengenai lokomotif kita jang terbaru ini.
Dibandingkan dengan lokomotif diesel CC 200 maka lokomotif BB 200 adalah djauh lebih ketjil tenaganja, jakni hanja 875 daja kuda sedangkan CC 200 mempunjai 1600 daja kuda. Karena tenaganja hanja separuhnja dari lok CC 200 maka sudah barang tentu harganja pun djauh lebih rendah jakni sedikit lebih banjak dari separoh harga lok CC 200.
Beda jang penting pula antara lok BB 200 dan lok CC 200 jalah bentuk dan tugas mereka masing2. Kalau lok CC 200 mempunjai bentuk “streamline” dengan tugas utama menarik kereta api kebanggaan (show train) seperti kereta api kilat dan kereta api tjepat jang penting2, maka bentuk BB 200 adalah sederhana, tidak mentereng dan tugasnya jalah melajani segala djenis kereta api, sedari dinasan langsir sampai menarik kereta api barang, penumpang, dan kereta api tjepat/kilat.
Adakah baik buruknja pada kedua bentuk tersebut? Memang ada.
Pada bentuk streamline bentuk kereta api seluruhnja mendjadi lebih sedap dipandang. Pula karena ia mempunjai tempat pengemudian di kedua udjung lokomotif tentunja lapang penglihatannja masinis lebih sempurna. Djeleknya jalah, harganja lebih mahal dan pemeriksaan lokomotif harus dilakukan dari dalam djadi agak sukar. Bentuk BB 200 jakni jang dinamakan bentuk “road-switcher” mempunjai kebaikannja djuga jakni pertama-tama harganja rendah. Pula dinasan langsir dapat dikerdjakan dengan mudah dan pemeriksaan mesin dapat dikerdjakan dari luar dengan membuka dinding samping.
Hal yang terachir ini tidak sedikit mempengaruhi ketjepatan pemeriksaan dan pembetulan. Kedjelekan bentuk BB 200 jalah rupanja djelek. Pendek kata lok CC 200 itu kalau mobil adalah mobil sedan dan lok BB 200 jalah sebuah jeep. Bagaimana hatsil kerdjanja lok BB 200 ini? Pengalaman setengah tahun 1957 telah memberikan kesan jang baik sekali. Meskipun sekarang didjumpai gangguan2 ketjil namun tidak lama lagi “masa sakit baji” ini akan selesai. Kerusakan terbesar sampai sekarang jalah kerusakan motor traksi jaitu motor listrik penggerak roda karena kesalahan pabrik. Dengan kontan tentu pabrik mengakui kesalahannja dan segera memberi kita motor baru.
Djumlah lok BB 200 adalah 35. Diantara tiga puluh lima ini setiap hari tiga puluh satu diberi dinasan djalan dan empat masuk dipo untuk pemeriksaan, pemeliharaan, atau serep. Setiap bulannja satu lok berdjalan kurang lebih 10.000 km. Djumlah ini dengan berangsur-angsur hendak dipertinggi sampai 14.000 km. Berat kereta api jang dapat ditarik oleh lok BB 200 ada memuaskan sekali. Pada djalan datar ia dapat menarik kereta api barang tjepat seberat 700 ton, dan kereta api tjepat Djakarta – Semarang dengan mudahnja ditarik meskipun kadang2 melebihi 400 ton.
Guna pemeliharaan lok BB 200 DKA telah mengirimkan empat pegawai ke Amerika Serikat. Mereka jalah saudara2 Supadmo, Ikt 3, Suhadi, kepala Dipo Bandung, dan Sumardi kepala ruas diesel di Surabaja. Mereka telah mendapat didikan chusus tentang lok BB 200 di pabrik General Motors didekat kota Chicago dan pula berkesempatan melihat dibengkel2 kereta api diberbagai tempat di Amerika Serikat. Kepada keempat saudara tersebut diatas sekarang pimpinan DKA membebankan bukan sadja pemeliharaan lok baru kita tetapi djuga pendidikan training lainnja.
Dengan adanja lok BB 200 kita telah madju selangkah pula terhadap dieselisasi DKA. Mudah-mudahan kuda kerdja kita jang baru ini seterusnja dapat menarik kereta dan gerbong kita dengan amannja.